Kamis, 29 Maret 2012

Aku dan Pelacur Mahal

"Hei, anjing sial."

Oh, Tuhan. Apa lagi ini, pikirku. Sebuah pesan singkat masuk ke inbox jejaring sosialku. Terlihat foto pengirimnya seorang pria tampan, telanjang. Apa-apaan ini, kenal juga tidak.

"Kenapa, ada apa, dan mau kemana ?" balasku yang sedang tidak ada kerjaan.

"Mas, mau massage gak. Dijamin enak. Murah dan memuaskan." balasnya lagi.

Sial, memangnya aku sudah setua itu sampai harus membayar demi kepuasan sesaat ? batinku. Ni orang ganteng-ganteng kok belagu ya. Atau karena emang ganteng makanya belagu. Kalau tidak ganteng mau belagu gimana coba.

"Gak deh mas, aku belum butuh. Tunggu 20 tahun lagi, kalau otot muka dan bodimu masih kencang seperti sekarang." balasku.

"Ayolah, aku kasih diskon. 350rb aja. ya... aku lagi butuh uang." jawabnya.

"Mas, gratis juga gua ogah. Enak aja, sama2 enak tapi gua musti bayar. Gimana kalau gua yang pijit dan elu yang bayar ?" balasku.

 


Tidak ada komentar: