Kamis, 29 April 2010

About Erick

Aku mengenalnya tak lebih dari satu tahun. Tapi jejaknya membekas begitu dalam bersisa. Tak ada satu pun obat di dunia yang mampu menutupnya. Dia yang kukenal, wataknya mirip dengan bongkahan karang beku di laut Antartika sana. Kadang leleh bersama hangat mentari, kemudian beku bersama remang rembulan. Dialah Erick yang kukenal. Pribadi yang menguasai hati dan pikiranku. Terlalu singkat, sebelum aku sadar dari lamunan, ia telah pergi. Dia yang pertama membuatku jatuh dalam peluk asmara. Dia juga yang ajarkan sakitnya putus cinta. Bukan cinta yang biasa, melainkan cinta yang paling pertama ada. Di antara begitu banyak orang, kenapa harus dia. Andai waktu itu aku tahu lebih lagi tentang dia, tak akan kuambil langkah yang membawaku pada jurang pembuangan bangkai cinta. Aku memilih untuk sendiri. Tanpa pernah mengenal cinta.

Semua sudah ada alurnya. Aku ini hanyalah tetesan kecil yang bergerak pasrah mengaliri seutas tali. Tak pernah berpikir beban yang kubawa akan membuatku terjatuh, atau sampai ke mana tali akan berakhir. Aku hanya mengikuti aliran yang membiusku. Seperti layangan kertas yang doyan dimainkan angin kemana suka. Saat peganganku lepas, aku akan sebebas camar di lautan, mengangkasa bersama hembusan angin tanpa rasa takut akan terjatuh. Setidaknya rasa ini bertahan sampai ketika jasadku menyentuh tanah. Benturan keras akan membangunkanku dari lamunan panjang tentang dia. Erick. Orang yang membuatku merasakan cinta.

Tidak ada komentar: