Selasa, 12 Mei 2009

Happiness

Saat kubuka mata adalah saat paling menderita. Apa yang kulihat tak ingin kurasa. Apa yang ingin kurasa tak pernah terlihat. Dalam gelap aku bisa menjadi siapa saja. Bukan yang nyata tapi aku bahagia setidaknya.Atau aku terlalu bahagia hingga terlupa siapa diriku sebenarnya. Yang jelas aku bahagia.

Hidup bukan khayalan belaka. Butuh sesuatu untuk dirasa. Dalam mimpi aku bisa terbang kemana suka. Tapi di dunia nyata, semua butuh usaha. Kaki ini harus menapak tanah kotor di bawah dan berkeringat karena lelah. Perutku harus lapar dan lidahku merasakan haus. Tapi di dunia mimpi semuanya tak begitu. Aku bisa kenyang hanya dengan berpikir aku kenyang. Yang aku lakukan hanyalah menikmati buaian mimpi. Dan aku bahagia.

Ada suara kudengar dari dalam mimpi. Suara mereka dari dunia diluar mimpi indah. Aku enggan mendengarnya, aku tak ingin keluar sana. Tapi suara-suara memaksaku berbalik arah. Dan aku direnggut dari mimpi yang indah. Mataku terbuka dan melihat mereka yang nyata. Tak seindah mimpi tentunya. Haus dan lapar datang menyiksa. Kamarku berkawan sarang laba-laba. Semua kotor dan bau menyengat karena tak terurus lama. Manusia-manusia nyata itu terus memarahiku sambil berurai air mata. Mereka meneriakkan betapa mengerikan diriku sekarang. Sebuah cermin disodorkan padaku, dan kulihat setan didalamnya. Wajahnya pucat pasi dan kurus, matanya seperti tersedot ke dalam muka. rambutnya kusut tak terurus, giginya kuning dan hitam. Sungguh mengerikan. Dan aku tak suka semua itu. Aku kembali menutup mata tak hiraukan jeritan mereka. Aku kembali pada mimpi-mimpiku yang indah, tak pernah lagi membuka mata. Dan aku bahagia.

Tidak ada komentar: